Minggu, 25 September 2011

Atasi Kelangkaan Energi, ITS Gandeng DSME Korea

SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya bekerja sama dengan Daewoo Shipyard and Marine Engineering (DSME) Korea dalam bentuk Workshop Floating-LNG (FLNG).

Workshop yang diadakan ke-5 kali di kampus tersebut sedianya akan menjadi media peneliti kedua belah pihak dalam menyampaikan kajian-kajian terkini dalam pengembangan teknologi FLNG.

Menurut Rektor ITS, Trioyogi Yuwono DEA, workshop ini sangat depat untuk menyampaikan hasil yang telah dicapai pada join riset tahap satu sekira satu tahun yang lalu.

"Workshop ini menjadi sangat penting, karena kelangkaan energi sudah menjadi isu internasional yang dibarengi dengan adanya isu penggunaan energi bersih untuk kemaslahatan manusia,” katanya, Jumat (23/9/2011).

Persoalan kelangkaan energi yang dihadapi masyarakat merupakan tanggung jawab bersama. ITS sebagai salah satu Universitas Teknik terbesar di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk itu. Salah satu upaya yang dilakukan oleh ITS adalah melakukan riset bersama dengan pihak lain untuk mencari penemuan-penemuan baru yang bisa memberikan kontribusi yang baik untuk masyarakat.

Sementara, Vice President of DSME, Jung Han Lee mengatakan, kerja sama riset ini menjadi sangat strategis mengingat banyaknya cadangan gas alam Indonesia. Hal itu melihat kondisi beberapa daerah di Indonesia yang tidak memungkinkan untuk menggunakan fixed structure. Karena itu pemanfaatan teknologi FLNG akan menjadi sangat penting untuk mengeksploitasi gas, memproduksi LNG, dan mentransfer LNG.

Dari workshop ini pula diharapkan mampu menciptakan hasil kerja sama riset yang menjadi masukan bagi Pemerintah Indonesia dalam menentukan kebijakan pengelolaan gas alam di masa yang akan datang. "ITS akan menjadi bagian dalam pengembangan teknologi tersebut," katanya.

Dalam kesempatan ini, juga dilangsungkan penandatanganan perjanjian joint riset tahap II karena join riset tahap I telah berakhir pada akhir 2010 lalu. Pada tahap I, desain konseptual dari FLNG berdasarkan kompisisi gas beberapa ladang gas alam di Indonesia.

Sementara pada tahap II akan diarahkan untuk melanjutkan desain konseptual yang diperoleh di tahap I menjadi desain yang lebih detail, termasuk memasukkan beberapa aspek lingkungan dan keselamatan secara lebih mendalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar